WELCOME

Selamat datang di blog ini. Temukan pertualangan anda di blog ini. Terima kasih atas kunjungannya,
Good Luck.............!!!!!!!!!!!!!!!!!

Minggu, 05 Desember 2010

Wawasan Bimbingan dan Konseling

A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yang terintegrasi dalam keseluruhan proses belajar mengajar. Menurut Rochman, 1986 bimbingan dan konseling adalah proses bantuan yang berkelanjutan, dan menurut Prayitno, 1987 memberikan pengertian melalui huruf-huruf yang ada pada kata B-I-M-B-I-N-G-A-N dan K-O-N-S-E-L-I-N-G. Selanjutnya bimbingan dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu atau kelompok agar mereka dapat mandiri, melalui bahan, interaksi, nasehat, gagasan, alat dan asuhan yang didasarkan atas norma atau nilai-nilai yang berlaku.
Secara etimologis istilah konseling berasal dari bahasa latin Yaitu (Consilium) yang berarti ”dengan” atau ”bersama” yang dirangkai dengan ”menerima” atau ”memahami” sedangkan dalam bangsa anglo-sayon istilah konseling berasal dari ”sellan” yang berarti ”menyerahkan” atau ”menyampaikan”. Selanjutnya konseling merupakan suatu usaha untuk memperoleh konsep diri pada individu siswa (siswa asuh/klien). Konsep diri meliputi konsep tentang diri, orang lain, pendapat orang lain tentang diri, tujuan (harapan, kepercayaan diri), serta dapat menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungan dan masyarakatnya (Prayitno, 1987).
Dalam keputusan Mendikbud dan BAKN No. 43/P/1993 dan No. 45 th 1993 tentang petunjuk pelaksanaan fungsional guru dan angka kreditnya. Maka kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah dibagi dalam empat bidang, yaitu:
1. Bidang bimbingan pribadi
Membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang bertakwa kepada tuhan yang maha esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani.


2. Bidang bimbingan sosial
Membantu siswa mengenalkan berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang dilandasi budi pekerti luhur, tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan.
3. Bidang bimbingan belajar
Membantu siswa mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk mengusai pengetahuan dan keterampilan dalam mengambangkan IPTEK, kesenian serta mempersiapkan siswa melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi atau terjun lapangan.
4. Bidang bimbingan karir
Membantu mengenal potansi diri yang dapat dikembangkan sebagai bekal untuk berkarir dimasa depan.
Menurut Prayitno, 1997 terdapat tujuh layanan (bimbingan dan konseling) yang dapat diberikan kepada siswa, yaitu:
1. Layanan orientasi
Memberikan pemahaman dan penyesuaian diri siswa terhadap lingkungan sekolah dan komponen pendidikan lainnya yang dimasuki siswa. Sehingga siswa dapat lebih mudah menyesuaikan diri deangan kehidupan sosial, lingkungan belajar, dan kegiatan lain yang dapat mendukung keberhasilan siswa.
2. Layanan informasi
Membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri dan merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai siswa, anggota keluarga dan masyarakat.
3. Layanan penempatan dan penyaluran
Memberikan layanan tentang berbagai hal seperti kemampuan, bakat dan minat siswa yang belum tersalurkan secara tepat.
4. Layanan pembelajaran
Membantu siswa dalam memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya serta tuntutan kemampuan yang berguna untuk kehidupan dan perkembangannya.
5. Layanan konseling perorangan
Memberikan solusi terhadap masalah siswa dan dilaksanakan untuk segenap masalah siswa secara perseorangan baik dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan karir.
6. Layanan bimbingan kelompok
Memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber (guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik secara individu, pelajar, keluarga dan masyarakat.
7. Layanan konseling kelompok
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membahas dan mengentaskan masalah melalui dinamika kelompok.
Agar kegiatan bimbingan dan konseling terlaksana dengan baik disekolah maka diperlukan kegiatan pendukung dalam kaitannya dangan kegiatan bimbingan dan konseling. Menurut Prayitno (1997) adalah:
1. Aplikasi dan instrumentasi bimbingan dan konseling
Melakukan tes atau wawancara (non tes) untuk mendapatkan data dan keterangan tentang siswa, lingkungan siswa dan lingkungan yang lebih luas yang dapat digunakan untuk pengembangan diri.
2. Konferensi kasus
Membentuk forum diskusi antara siswa, guru pembimbing, wali kelas, guru mata pelajaran/praktik, kepala sekolah dan orang tua/wali untuk membahas permasalahan yang dihadapi siswa.
3. Kunjungan rumah
Bertujuan untuk memperoleh keterangan yang diperlukan dalam pemahaman lingkungan dan permasalahan siswa dan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan siswa.



4. Alih tangan kasus
Mengambil alih kasus/masalah siswa kepada guru pembimbing, wali kelas, orang tua atau dokter agar siswa tersebut mendapat penanganan yang lebih baik.

B. LATAR BELAKANG PERLUNYA BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENDIDIKAN
1. Latar belakang sosial kultural
Perkembangan dan perubahan sosial yang sangat cepat terjadi dalam kehidupan manusia yang akan mengakibatkan bertambahnya jenis pekerjaan, pendidikan dan pola-pola yang dituntut untuk mengisi kehidupan tersebut. Kegiaatan bimbingan dan konseling sangat diperlukan sebagai sarana untuk memberikan pelayanan yang berhubungan dengan pengembangan diri siswa maupun untuk anggota sekolah lainnya.

2. Latar belakang pendidikan
a. Bidang pengajaran dan kurikulum
Bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pengajaran yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sekaligus membentuk sikap-sikap yang diperlukan sebagai salah satu anggota masyarakat.
b. Bidang administrasi dan kepemimpinan
Menyangkut masalah administrasi dan kepemimpinan tentang bagaimana mengefisiensikan pelaksanaan administrasi yang mencakup perencanaan, organisasi, pembiayaan, pembagian tugas, personalia perlengakapan dan pengawasan.
c. Bidang pembinaan pribadi siswa
Bertanggung jawab memberikan pelayanan siswa memperoleh kesejahteraan lahir dan bathin dalam proses pendidikan yang ditempuhnya.
3. Latar belakang psikologi
Masalah psikologis siswa dapat berupa:
a. Masalah perkembangan individu yang meliputi:
• Hasil proses belajar tergantung pada tingkat kematangan yang dicapai
• Tempo perkembangan berlangsung cepat pada tahun pertama
• Setiap individu memiliki tempo dan irama perkembangan masing-masing
• Pembawaan dan lingkungan sama-sama berpengaruh
• Perkembangan dapat mengalami kemunduran dan dapat pula dipercepat
• Perkembangan menuju ke arah integrasi
b. Masalah perbedaan individu
Perbedaan siswa baik secara bawaan dan lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan siswa tersebut meskipun mendapatkan perlakuan yang sama sehingga diperlukan bimbingan tertentu yang sesuai masalah yang dihadapi oleh siswa.
c. Masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku
Kebutuhan individu dalam usaha menyesuaikan diri yang akan berdampak pada tingkah laku siswa tersebut dan dibutuhkan bimbingan dan konseling dalam proses penyesuaian diri individu.
d. Masalah belajar
Adanya faktor internal dan eksternal yang dapat menimbulkan masalah belajar bagi siswa

C. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Secara umum tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi, kehidupan yang efektif, dan produktif di masyarakat hidup bersama dengan individu lain serta harmoni antara cita-cita dengan kemauan yang ada. Adapun tujuan bimbingan dan konseling disekolah ditujukan untuk kepentingan sekolah, siswa, guru, orang tua siswa.
1. Bimbingan dan konseling untuk kepentingan sekolah:
a. Menyusun dan menyesuaikan data tentang siswa
b. Sebagai penengah antara sekolah dan masyarakat
c. Mengadakan penelitian tentang siswa dan latar belakang siswa
d. Menyelenggarakan program tes
e. Membantu menyelenggarakan program penataran bagi guru dan staf lainnya
f. Menyelenggarakan pendidikan lanjutan bagi siswa yang sudah tamat (tambahan keterampilan)
2. Bimbingan dan konseling untuk siswa:
a. Membantu siswa mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya
b. Membantu sosialisasi dan sensitifikasi siswa terhadap kebutuhannya
c. Membantu siswa untuk mengembangkan motif dan motivasi belajar
d. Memberikan dorongan dalam mengarahkan diri, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam pendidikan
e. Mengembangkan sikap dan di nilai secara menyeluruh serta puas dengan keadaan hidup
f. Membantu siswa dalam memahami tingkah laku manusia
g. Membantu siswa dalam memperoleh kkepuasan diri
h. Membantu siswa untuk seimbang dalam aspek jasmani, rohani, emosi dan sosial
i. Membantu siswa mendapat kesempatan dalam mengembangkan potensinya di lingkungan dan masyarakat
3. Bimbingan dan konseling untuk guru:
a. Membantu guru dalam keseluruhan program pendidikan
b. Membantu guru dalam usaha memahami perbedaan individu siswa
c. Merangsang dan mendorong penggunaan prosedur dan teknik bimbingan
d. Membantu dan mengenalkan pentingnya keterlibatan diri dalam keseluruhan program pendidikan
e. Membantu guru dalam berkomunikasi dengan siswa
4. Bimbingan dan konseling untuk orang tua siswa:
a. Membantu orang tua dalam menghadapi masalah hubungan antara siswa dengan keluarga
b. Membantu dalam memperoleh pengertian tentang masalah siswa serta bantuan yang dapat diberikan
c. Membina hubungan baik antara keluarga dan sekolah
d. Membantu memberikan pengertian terhadap orang tua tentang program pendidikan pada umumnya

D. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
Menurut Prayitno, 1994 bimbingan dan konseling memiliki fungsi:
1. Fungsi pemahaman
Memahami siswa dan permsalahannya akan memungkinkan adanya jalan keluar dari masalah tersebut. Sehingga diharapkan siswa terlepas dari permasalahan yang dialaminya.
2. Fungsi pencegahan
Untuk mencegah dan paling tidak memperkecil akibat yang akan timbul dari massalah siswa.
3. Fungsi pemeliharaan
Memberikan pemeliharaan terhadap potensi dan kekuatan yang ada pada individu agar tidak terbuang sia-sia dan mengurangi kekurangan dari individu secara sedikit demi sedikit.
4. Fungsi pengembangan
Membantu untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa, sehingga individu/siswa dapat puas dan bahagia dalam hidupnya.
5. Fungsi pengentasan
Usaha untuk memecahkan masalah siswa sehingga siswa dapat terentaskan dari masalah tersebut dan memperoleh kebahagiaan hidupnya.

E. PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING
Rochman (1986) menulis beberapa prinsip bimbingan yaitu:
1. Prinsip-prinsip umum
a. Sikap dan tingkah laku individu terbentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet
b. Pengenalan dan pemahaman tentang perbedaan individu merupakan sauatu keharusan
c. Bimbingan diusahakan untuk dapat mengarahkan individu untuk dapat menolong diri sendiri
d. Bimbingan berpusat pada individu siswa
e. Masalah yang tak dapat diselesaikan oleh guru pembimbing harus dilakukan tindakan reveral (alih tangan)
f. Bimbingan dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan siswa
g. Bimbingan harus fleksibel
h. Program bimbingan harus selaras dengan program sekolah
i. Pelaksanaan bimbingan harus dilaksanakan di bawah koordinator guru pembimbing yang berkualifikasi pendidikan sarjana bimbingan dan konseling
j. Penilaian terhadap kegiatan harus senantiasa secara kontinyu

2. Prinsip khusus yang berhubungan dengan siswa
a. Pelayanan ditujukan untuk seluruh siswa
b. Ada kriteria tertentu untuk menentukan prioritas
c. Program bimbingan harus berpusat pada siswa
d. Pelayanan memenuhi kebutuhan individu siswa yang berbeda
e. Keputusan akhir terletak pada individu siswa
f. Siswa yang telah mendapatkan pelayanan harus secara berangsur-angsur dapat menolong diri-sendiri
3. Prinsip yang berhubungan dengan guru pembimbing
a. Guru pembimbing harus mampu melakukan tujuan sesuai dengan kemampuannya
b. Guru pembimbing hendaklah dipilih atas dasar kualifikasi pendidikan, kepribadian, pengalaman dan kemampuan
c. Guru pembimbing harus dapat kesempatan untuk mengembangkan dirinya serta keahliannya melalui latihan dan penataran
d. Guru pembimbing hendaknya selalu menggunakan informasi yang tersedia mengenai diri individu yang dibimbing beserta lingkungannya sebagai bahan untuk membantu individu ke arah penyesuaian diri
e. Guru pembimbing harus menghormati dan menjaga kerahasiaan individu yang dibimbingnya
f. Fakta-fakta yang berhubungan dengan lingkungan individu harus diperhitungkan dalam memberikan bimbingan kepada individu yang bersangkutan
g. Guru pembimbing hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode dan teknik yang tepat dalam melakukan tugas
h. Guru pembimbing hendaknya memperhatikan dan mempergunakan hasil penelitian dalam minat, kemampuan dan hasil belajar individu untuk kepentingan perkembangannya
4. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan
a. Bimbingan dilakukan secara kontinyu
b. Tersedianya kartu pelayanan pribadi
c. Program disesuaikan dengan program sekolah
d. Adanya pembagian waktu untuk para guru pembimbing
e. Pelaksanaan dapat dilakukan secara individu atau kelompok
f. Sekolah harus dapat bekerjasama dengan lembaga di luar sekolah
g. Kepala sekolah memegang tanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan program.

F. AZAS-AZAS BIMBINGAN DAN KONSELING
Azas-azas bimbingan dan konseling menurut Prayitno (1987) adalah:
1. Azas kerahasiaan
Kegiatan bimbingan dan konseling adalah melayani individu yang bermasalah. Seyogyanya guru pembimbing memegang azas kerahasiaan karena sebagian orang masih menganggap masalah sama dengan aib sehingga harus dirahasiakan.
2. Azas kesukarelaan
Setiap siswa yang melakukan bimbingan dan konseling harus dilandasi dengan rasa sukarela dan tidak ada paksaan. Sehingga akan dengan mudah menemukan solusi dari masalahnya
3. Azas keterbukaan
Masing-masing individu (guru dan siswa asuhnya) harus saling membuka diri untuk kepentingan pemecahan masalah.
4. Azas kemandirian
Merupakan tujuan akhir dari proses bimbingan dan konseling yang dilakukan yaitu agar siswa dapat hidup mandiri tanpa tergantung dengan orang lain.
5. Azas kegiatan
Menanamkan paham bahwa bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan dalam mencapai suatu tujuan (kebahagiaan hidup dan kemandirian).
6. Azas kedinamisan
Memahami bahwa bimbingan dan konseling merupakan suatu upaya untuk mengubah tingkah laku (baik) dan melakukan pembaharua hidup untuk menjadi lebih baik dan maju.
7. Azas keterpaduan
Berusaha memadukan antara isi dan proses bimbingan dan konseling dengan aspek yang lain sehingga tidak membingungkan siswa.
8. Azas kenormatifan
Selalu mempertimbangkan norma-norma yang berlaku di masyarakat dalam melakukan bimbingan dan konseling.
9. Azas keahlian
Melakukan bimbingan dan konseling harus teratur, sistematik dan mempergunakan teknik serta alat yang teruji ilmiah.
10. Azas alih tangan
Melakukan bimbingan dan konseling hendaknya sesuai dengan keahliannya. Apabila guru pembimbing tidak menguasai permasalahan hendaknya dialihkan kepada ahlinya, seperti dokter, polisi atau ahli agama.
11. Azas tut wuri handayani
Tuntutan agar bimbingan dan konseling selalu terintegrasi secara terus menerus antara guru dan murid meskipun tidak ada masalah. Diharapkan agar hubungan antara guru dan siswa selalu harmonis.

Tidak ada komentar: