WELCOME

Selamat datang di blog ini. Temukan pertualangan anda di blog ini. Terima kasih atas kunjungannya,
Good Luck.............!!!!!!!!!!!!!!!!!

Jumat, 27 November 2009

Overhaul Motor Bensin

A. Tujuan

1. Mahasiswa diharapkan dapat memahami cara kerja dari Motor Bensin.

2. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan analisis awal kerusakan pada kendaraan.

3. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan Overhaul engine dengan baik dan benar.

4. Mahasiswa diharapkan dapat mengenali nama-nama komponen dari engine dan cara kerjanya.

5. Mahasiswa diharapkan dapat memahami prosedur kerja yang baik sesuai standarnya.

B. Keselamatan Kerja

1. Gunakanlah alat pelindung praktikum yang sesuai, seperti wearpak, sepatu, dll.

2. Gunakan alat sesuai dengan fungsi dan cara pemakaian alat yang benar.

3. Berhati-hatilah terhadap komponen yang mudah patah ataupun yang memerlukan kerataan.

4. Perhatikan tanda-tanda yang ada pada bodi komponen.

5. Bekerjalah dengan serius dan selalu patuhi instruksi intruktur.

C. Teori Singkat

Sesuai dengan tujuan pelaksanaan pekerjaan dasar engine, diperlukan pengetahuan tentang prinsip dan cara kerja motor bakar, sistem pendinginan, sistem pelumasan, penghitungan daya motor dan prosedur pembongkaran dan pemasangan komponen engine serta cara pembersihan engine dengan glass bead. Adapun fungsi pelaksanaan pekerjaan dasar engine bertujuan:

a. Tujuan primer

1) Menjaga agar engine dapat berfungsi secara optimal dan aman

2) Meningkatkan umur pemakaian

3) Menghemat biaya pemeliharaan

b. Tujuan skunder

Mengorganisasi dan melaksanakan pekerjaan serta membuat catatan pemeliharaan

Prinsip dan cara kerja motor bensin 2 tak dan 4 tak

a. Motor bensin 2 tak:

Disebut motor 2 tak karena dalam menghasilkan satu usaha motor membutuhkan dua langkah piston. Pada motor 2 tak bahan bakar yang tercampur dengan udara dari karburator dimasukkan melalui katub pengatur (reed valve) menuju ruang poros engkol.

Selain itu terdapat pula saluran yang mengalirkan bahan bakar dari ruang poros engkol menuju ruang bakar melalui saluran transfer yang terletak pada silinder blok. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan seperti berikut :

1) Piston bergerak dari TMA ke TMB

a) Di atas piston

Terjadi langkah usaha, pembuangan dan awal pemasukan campuran bahan bakar ke dalam ruang bakar.

b) Di bawah piston

Terjadi langkah kompresi terhadap campuran bahan bakar yang berada di dalam ruang poros engkol untuk di suplai ke ruang pembilasan seperti ditunjukkan gambar 1 bawah ini:






Gambar 1. Langkah torak dari TMA ke TMB

2) Piston bergerak dari TMA ke TMB

a) Diatas piston

(1) Akhir pemasukan bahan bakar ke dalam ruang bakar.

(2) Terjadi proses langkah kompresi dan pembakaran bahan bakar oleh busi.

b) Di bawah piston

Terjadi langkah penghisapan campuran bahan bakar dari karburator ke dalam ruang poros engkol.






Gambar 2. Langkah torak dari TMB ke TMA

b. Motor bensin 4 tak:

Disebut 4 tak karena untuk menghasilkan satu siklus pembakaran terdiri dari empat langkah torak (gambar 3).






Gambar 3. Siklus pembakaran motor bensin 4 tak

1. Langkah Hisap

(a) Piston bergerak dari TMA ke TMB.

(b) Katup hisap terbuka dan katup buang tertutup.

(c) Terjadi kevakuman dalam silinder, yang menyebabkan campuran udara dan bahan bakar masuk ke dalam silinder.

2. Langkah Kompresi

(a) Piston bergerak dari TMB ke TMA

(b) Katup hisap tertutup dan katup buang tertutup

(c) Pada akhir langkah kompresi busi memercikkan bunga api

3. Langkah Usaha

(a) Piston bergerak dari TMA ke TMB.

(b) Katup hisap tertutup dan katup buang tertutup.

(c) Hasil pembakaran menekan piston

4. Langkah buang

(a) Piston bergerak dari TMB ke TMA.

(b) Katup hisap tertutup.

(c) Katup buang terbuka.

(d) Piston mendorong gas sisa pembakaran keluar.

C. Langkah Kerja

a. Mesin

1. Cylinder Head

Cylinder head terbuat dari besi tuang (konstruksi mesin lama) saat ini banyak diaplikasikan cylinder head yang terbuat dari campuran aluminium. Cylinder head berfungsi sebagai dudukan mekanisme katup, karburator, busi dan sebagai ruang bakar seperti dijelaskan gambar 4 di bawah.






Gambar 4. Cylinder head motor bensin 4 tak

a. Pelepasan Cylider Head.

1) Lepaskan semua saluran air pendingin dari radiator.

2) Lepaskan semua komponen seperrti seperti valve case, rocker arm, push rod (untuk cylinder head dengan konstruksi OHV).

3) Lepaskan semua baut pengikat cylinder head dari baut sisi paling luar menuju baut sisi paling dalam.

4) Lepaskan katup dari dudukan katup menggunakan special service tool.

b. Pembersihan komponen Cylider Head.

Lakukan pembersihan kerak pada ruang bakar dan semua komponen mekanisme katup sebelum melakukan pemeriksaan agar hasil pemeriksaan lebih presisi.

c. Pemeriksaan komponen Cylider Head.

1) Kerataan intake manifold.

2) Periksa kerataan permukaan cylinder head.

3) Periksa kebengkokan katup.

4) Periksa kerataan permukaan katup.

d. Pemasangan Cylider Head.

1) Bila permukaan tidak rata lakukan perataan permukaan dengan menyesuaikan batas yang tersedia pada bagian sisi cylinder head.

2) Lakukan pemasangan sesuai dengan arah kebalikan pembongkaran.

2. Cylinder block

Cylinder block berfungsi untuk dudukan komponen mesin dan terdapat water jacket untuk tempat aliran air pendingin. Silinder liner adalah silinder yang dapat dilepas. Silinder liner dibagi menjadi 2 tipe : dry type dan wet type seperti ditunjukkan gambar dibawah. Dry type mempunyai keuntungan effisiensi panas lebih baik, tetapi pendinginan pada liner kurang baik. Wet type mempunyai keuntungan pendinginan pada liner baik tetapi effisiensi panas berkurang.






Gambar 5. Perbedaan Tipe Dry dan Wet

Tabung silnder adalah bagian yang menindahkan tenaga panas ke tenaga mekanis serta sebagai lintasan / bergerak naik dan turunnya torak dalam melakukan proses kerja mesin .

Agar diperoleh tenaga yang maksimum maka silinder harus memenuhi persyaratan :

a. Mempunyai sifat luncur yang baik (gesekan kecil).

b. Tahan terhadap keausan.

c. Tahan dan kuat terhadap temperature dan tekanan yang tinggi.

d. Konstruksi harus memperoleh pendinginan yang merata.

e. Tidak mengalami perubahan bentuk akibat pemakaian yang lama.

f. Dapat diperbaiaki/diganti .

Untuk memenuhi persyaratan diatas maka tabung silinder diberi lapisan yang disebut silinder liner (pelapis silinder) yang biasanya terbuat dari: krom, nikel, silisium atau campuran nikel dengan silisium .







Gambar 6. Tabung Silinder

Secara umum konstruksi tabung silinder dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

a. Blok Tunggal

Jenis ini lubang silinder dan blok silindernya dibuat dengan bahan yang sma dan membentuk kesatuan. Jenis ini hanya digunakan pada mesin-mesin model lama .

b. Tabung silinder model kering

Konstruksi antara tabung dengan blok berbeda bahannya dimana blok terbuat dari bahan yang lebih ringan dan silindernya terbuat dari bahan yang tahan aus dan mempunyai sifat luncur yang baik .

c. Tabung silinder model basah :

Konstruksi ini dinamakan model basah karena tabung dimasukkan dalam mantel pendingin sehingga selalu basah .

Jenis ini tabung silindernya dapat dilepas / diangkat dan dipasang dengan mudah tanpa harus dengan alat yang kusus

a. Pelepasan Cylinder Block.

1) Lepaskan semua saluran air pendingin dari radiator.

2) Lepaskan cylinder head unit.

3) Lepaskan semua engine mounting.

4) Setelah engine dipisahkan dari badan kendaraan lepaskan komponen yang terdapat pada ruang poros engkol seperti pompa oli.

5) Lepaskan batang piston dapat melepaskan poros engkol.

6) Setelah semua bagian dilepas bersihkan komponen dengan solven atau glass bead.

b. Pemeriksaan Cylinder Block.

Dalam pemeriksaan blok silinder yang pertama diperiksa setelah dibersihkan adalah keutuhannya secara fisik ( secara visual) dari kemungkinana pecah , retak atau perubahan bentuk dasarnya.

Sedangkan yang perlu dilakukan penukuran setelah mesin dioverhaul / dibongkar adalah :

1) Pengukuran / Pemeriksaan Keretakkan Blok Silinder :

Dalam pemeriksaan ini perlatan yang dibutuhkan adalah :

· Magnetic Crask Detektor dan kelengkapannya

Cara Pengukuran Keretakan :

a) Permukaan blok silinder yang telah dibersihkan ditaburi dengan bedak yang mengandung serbuk besi secara tipis dan merata .

b) Rakit Magnetic Crack Detector , kemudian pole magnet remanennya diletakkan ditasa permukaan blok silinder yang telah ditaburi bedak

c) Hidupkan sumber listrik magnetic crack detectornya sehingga pole magnet remanen menjadi magnet, lihat serbuk bedak disekitar magnet remanen apakah bedak mengumpul membentuk sebuah garis atau tidak (tetap seperti semula). Bila ternyata bedak membentuk garis berarti garis tersebut adalah garis retaknya dari blok silinder karena sifat serbuk besi adalah akan selalu terbawa ketepi suatu besi saat ada garis gaya magnet, sedangkan kalau bedak tidak membentuk garis berarti masih baik.

d) Lakukan pemeriksaan seperti diatas pada posisi pada posisi permukaan silinder lainnya sampai seluruh permukaan silindernya terperiksa.

e) Bila ternyata blok silinder sudah retak berate blok silinder harus diganti karena dapat menyebabkan kebocoran terutama saat langkah atau langkah usaha.

2) Pemeriksaan / Pengukuran Kerataan Permukaan Blok Silinder :

Dalam pemeriksaan ini perlatan yang dibutuhkan adalah :

· Straigt Edge

· Feeler Gauge

· Mikrometer (bila diperlukan untuk mengukur bilah)

Cara Pengukuran :

a) Letakkan Staright Edge pada permukaan blok silinder (posisi berdiri dan pada bagian yang kecil diletakkan dibawah)

b) Lihat celah anata blok dengan straight edge kemudian masukkan bilah feeler gauge yang dapat masuk.






Gambar 7. Pengukuran Kerataan Blok Silinder

c) Lihat/ukur bilah tersebut dengan mikrometer, besarnya penyimpangan kerataan blok silinder adalah sebesar tebal bilah tersebut.

d) Lakukan pengukuran seperti diatas pada enam posisi yaitu: Membujur (kiri dan kanan) dan melintang (depan, tengah dan belakang).






Gambar 8. Pengukuran Kerataan

e) Dari beberapa pengukuran ambilah nilai penyimpangan kerataan yang tertinggi dan bila penyimpangan kerataannya sudah melebihi batas maksimum maka blok silinder harus diperbaiki dengan jalan di gerinda sampai kerataannya nol.

3) Kelurusan dudukan poros engkol :

Untuk mendukung puritan poros engkol menjadi stabil (getarannya kecil) maka dudukan poros engkol harus lurus antara satu dengan lainnya, oleh karena itu saat membongkar mesin kelurusan dudukan harus diukur .

Adapaun peralatan yang dibutuhhkan untuk pengukuran kelurusan adalah :

· Straight Edge

· Feeler gauge

· Mikrometer (bila diperlukan)

Cara Pengukuran :

a) Letak blok silinder dengan posisi ruang engkol diatas/dudukan poros engkol diatas

b) Letakkan straight edge membujur dari depan kebelakang dengan posisi berdidi dan sisi yang kecil di bawah.

c) Masukkan bilah feeler gauge (yang dapat masuk) pada tiap-tiap dudukan.

d) Besarnya penyimpangan kelurusannya adalah sebesar tebal bilah yang dapat masuk.

e) Bila penyimpangan kelurusan sudah melebihi batas maksimum maka harus diperbaiki dengan jalan digerinda.

c. Pemeriksaan dan Pengukuran Tabung Silinder

Untuk memperoleh tenaga mesin yang maksimal maka kebocoran antara torak dan ring torak dengan silinder harus dibuat sekecil mungkin, oleh karena itu tabung silinder tidak boleh terdapat goresan, keovalan, ketirusan maupun keausan yang terlalu besar.

Pemeriksaan tabung slilinder

Pemeriksaan ini dilihat secara visual dari kemungkinan tergores, cembung yang telalu besar atau dengan diraba barang kali silinder sudah berubah bentuknya.

4) Pengukuran Tabung Silinder

Alat yang digunakan adalah :

· Jangka sorong

· Mokrometer luar (sesuai ukuran)

· Silinder boore gauge (sesuai ukuran)

· Ragum micrometer (bila diperlukan)

Cara Pengukuran :

a) Ukur diameter silinder bagian atas yang tidak terkena gesekan ring torak

b) Ambil micrometer yang sesuai dengan hasil pengukuran tersebut

c) Kalibarasi micrometer dan setting/posisikan micrometer sesuai dengan hasil pengukuran dengan jangka sorong (untuk memudahkan penghitungan dapat dibulatkan ketasa atau kebawah).

d) Rakit silinder Boore Gauge yang sesuai dengan ukuran (dapat dicoba masukkan dalam silinder) kemudian kalibrasi silinder bore dengan micrometer tersebut (pada saat silinder bore diukur dengan micrometer dibuat posisi jarum dial pada angka nol dan jangan merubah posisi micrometer).

e) Ukur diameter silinder dengan silinder bore gauge pada enam posisi yaitu bagian yang terkena gesekan ring torak bagian atas (melintang dan membujur (X dan Y), bagian tengan (X dan Y), dan Bagian bawah (X dan Y) .






Gambar 9. Posisi Pengukuran

f) Hitung besarnya diameter silinder tiap pengukuran dan catat hasilnya , dimana besarnya diameter silinder adalah besarnya ukuran settingan micrometer ditambah atau dikurangi besarnya penyimpangan jarum dial pada silinder Bore Gauge (bila jarum dial bergerak berlawanan jarum jam berate ditambah dan bila dial bergerak searah jaru jam berarti dikurangi).

g) Hitung ketirusan tiap-tiap silinder (selisih pengukuran antara X1 dengan X3 atau Y1 dengan Y3).

h) Hitung keovalan tiaptiap silinder (selisih pengukuran antara X1 dengan Y 1, atau X2 dengan Y2 , atau X3 dengan Y3 ).

i) Hitung Keausan silinder (selisih pengukuran terbesar dengan ukuran standar tabungs silinder).

j) Bila ketirusan dan keovalan sudah melibihi batas maksimum (lihat buku manual) dan keausan masih dibawah batas / limit maka silinder dapat diperbaiki dengan digerinda /dihinning).

k) Bila keusan sudah melebihi batas maksimum maka silinder harus dipernbaiki dengan jalan di over size/diperbesar ukuran sesuai dengan petunjuk pabrik .

3. Piston (Torak)

a. Kontruksi

Piston bergerak turun naik di dalam silinder untuk melakukan langkah hisap, kompresi, usaha, dan buang. Fungsi utama piston adalah untuk menerima tekanan pembakaran dan meneruskannya ke poros engkol. Piston terbuat dari paduan alumunium karena ringan dan radiasi panas yang baik.

b. Fungsi

Fungsi Dari torak adalah mengisap, mengkompresi dan memikuk tekanan hasil pembakaran serta menyalurkannya ke poros engkol melalui batang torak dan sebagi pendorong gas sisa pembakaran keluar dari silinder serta sebagai penyekat antara ruang engkol dengan silinder. Torak pada motor 2 tak juga berfungsi sebagai katup/pengatur dalam proses pembilasan.


Keterangan

1. Puncak torak

2. Celah api

3. Daerah cicin api

4. Pinggang torak

5. Mata pena torak

D = Diameter torak

TK = Tinggi kompresi

PT = Panjang torak


Gambar 10. Konstruksi Torak

Torak terbuat dari paduan alumunium atau besi tuang atau dari keramik. Pada sisi luat bagian atas dibuat dua sampai empat alur untuk penempatan ring torak dan ring oli.

Bila dilihat dari jenisnya torak dibagi menjadi empat macam, yaitu :

· Split piston

Pada jenis ini untuk mengimbangi pemuaian pada bagian badan torak dibuat alur yang berbentu T atau U, sehingga pada saat torak memuai arah pemuaian akan mengisi celah tersebut dan torak tidak akan bertambah diameternya.







Gambar11.
Torak Split Piston

· Slipper piston

Torak jenis ini pada bagian badan sebelah bawah dipotong/dikurangi untuk mengurangi berat torak itu sendiri (agar torak lebih ringan).






Gambar12. Torak Slipper Piston

· Autothermik piston

Jenis ini untuk mengatasi pemuaian saat panas bagian dalamnya dipasang suatu ring baja yang nilai muainya sangat kecil sehingga pemuaian dapat ditekan oleh ring baja tersebut.






Gambar13. Torak Autothermic Piston

· Oval piston.

Jenis ini untuk mengatasi pemuaian torak dibuat kontsuksinya yang oval, yaitu diameter piston sisi pena piston dibuat lebih kecil karena dapat memuai lebih besar.






Gambar14. Torak Oval Piston

1. Ring Torak

Fungsi ring torak adalah :

a) Menghindari kebocoran gas (terutama saat kompresi dan ekpansi)

b) Mengikis kelebihan oli pada dinding silinder agar tidak masuk dalam ruang baka /silinder (ring penghapus oli).

c) Memindahkan panas dari torak ke dinding silinder.

Persyaratan yang harus dimiliki ring torak adalah :

a) Tahan terhadap keausan

b) Mempunyai sifat luncur yang baik.

c) Sifat pemegasan/defleksi baik.

d) Pemegasan tidak berubah meskipun terkena temperatur tinggi.

Ring kompresi biasanya ada dua buah (paling atas dan bawahnya) sedang paling bawah adalah ring penghapus oli.

Cara kerja ring torak

a) Ring Kompresi

1) Saat torak melakukan langkah isap

Torak bergerak ke bawah (TMB), ring berada pada bagian atas alur karena adanya gesekan dengan sinder sehingga tekanan diatas torak menjadi turun dan gas baru akan teisap masuk dalam silinder.






Gambar15. Saat Langkah Isap

2) Saat torak melakukan langkah kompresi

Torak bergerak keatas, ring berada bagian bawah alur karena adanya gesekan dengan silinder dan tekanan gas makin besar karena adanya penyempitan ruangan.



Gambar 16. Saat Langkah Kompresi

3) Saat torak melakukan langkah usaha

Torak didorong oleh tekanan pembakaran yang sangat tinggi, sedang ring bergesekan dengan dinding silinder akibatnya ring berada pada bagian tengah alurnya. Pada saat ini kebocoran gas yang masuk ke ruang engkol sangat besar.






Gambar 17. Saat Langkah Usaha

4) Saat torak melakukan langkah buang

Torak bergerak ke TMA ring kompresi berada pada bagian bawah alur karena adanya gesekan sehingga gas terdorong keluar silinder melalui katub buang.






Gambar 18. Saat Langkah Buang

b) Ring Penghapus Oli

Fungsinya adalah untuk mengikis oli yang berlebihan pada dinding silinder dan hanya menyisakan lapisan tipis saja untuk pelumasan agar tidak mudah aus dan gesekan kecil.






Gambar 19. Ring Penghapus Oli

Cara kerja ring penghapus oli

Saat torak bergerak dari TMB ke TMA, maka pada dinding silinder akan di penuhi dengan oli yang sangat banya dari percikan maupun semprotan poros engkol, maka saat torak bergerak dari TMA ke TMB ring oli ini akan mengikis dan menyisakan oli tipis saja pada dinding silindernya untuk pelumasan ring kompresi. Sedang kelebihan oli akan kembali ke karter dan sebagian akan masuk ke bagian dalam torak melalui lubang pada alur ring oli untuk melumasi pena torak dan batang torak.






Gambar 20. Kerja Ring Penghapus Oli

2. Pena torak

Fungsi dari pena torak adalah sebagai pemindah gaya dalam hubungan antara torak dengan batang torak. Bahan dari pena torak biasanya terbuat dari baja nikel.

Diameter pena tyorak dibuat lebih besar dengan tujuan agar bidang geseknya lebih besar dan tahan terhadap keausan, serta bagian dalamnya dibuat lubang agar bobot dari pena torak menjadi lebih kecil sehingga memudahkan untuk bergerakknya torak.

Pengikatan pena torak

Agar pena torak tidak keluar dari ptorak maka harus ada yang menjamin/mengikat sehingga pena torak dapat berfungsi dengan baik dan tidak merusak komponen lainnya.

Jenis pengikatan antara torak dengan prna torak ada beberapa macam

a) Pengikatan mati dengan baut (Fixed type)

Pena torak diikat dengan baut yang ada pada bushing torak, gesekan yang terjadi hanya antara pena torak bagian tengah dengan ujung batang torak.






Gambar21. Fixed Type

b) Pengikatan dengan klem (Semi Floating Type)

Jenis ini pena torak di klem terhadap batang toraknya, gesekan yang terjadi hanya pada ujung pena torak dengan bushing torak.






Gambar 22. Semi Floating Type

c) Jenis mengambang (Full Floating Type)

Jenis ini untuk menjamin pena torak menggunakan cincin penjamin di ujung pena torak dan cincin tersebut diletakkan pada bushing torak. Gesekan yang terjadi antara pena torak ada pada keseluruhan, yaitu pada ujung pena torak dan bushing serta pada batang torak dengan pena toraknya.






Gambar23. Full Floating Type

3. Batang Torak

Fungsi batang torak adal untuk memindahkan gaya dari torak keporos engkol atau sebaliknya serta merubah arak gerakan lurus bolak-balik torak menjadi gerakan putar poros engkol.

Beban yang diterima batang torak adalah: beban tarik, beban tekan dan beban tekukkan serta beban puntiran. Oleh karena itu, batang torak harus dibuat seringan mungkin agar massa kelembamannya kecil, dan tahan terhadap tekukkan, tekanan maupun puntiran dengan demikian biasanya konstruksi batang torak dibuat dengan profik “I“, karena bentuk ini mempunyai kekuatan yang tinggi dan stabil serta bobotnya relative kecil.



Gambar 24. Profil I Batang Torak

4. Tutup Bantalan Batang Torak

Ada dua jenis tutup bantalan yaitu

a) Bentuk lurus

Dimana bentuk ini konstruksi penutup bantalan dan pangkal batang torak dibuat simetris dan diaut sebelah kiri dan kanan.






Gambar 25. Tutup Bantalan Batang Torak Bentuk Lurus

b) Bentuk miring

Posisi penutup bantalan dengan ujung batang torak dibuat miring dengan tujuan agar pada saat melepas/memasang bantalan tidak perlu menurunkan mesin ataupun melepas poros engkol dan cukup melewati lubang silinder saja (didorong keatas).






Gambar 26. Tutup Bantalan Bentuk Miring

c. Pemeriksaan dan Pengukuran Torak dan Kelengkapannya

1. Pemeriksaan Dan Pengukuran Torak , Ring Torak dan Pena torak

Pemeriksaan secara visual dapat dilihat antara lain: torak terbakar, retak atau pecah, kekocakan batang torak dengan penanya serta keausan/bekas gesekan torak.

Pengukuran yang perlu dilakukan

a) Celah alur ring torak

Untuk mengukur celah ini gunakan feeler gauge dengan cara :

· Lepas ring torak dari alurnya

· Bersihkan alur dan ring toraknya

· Masukkan ring pada alurnya dengan posisi lingkaran diluar piston

· Ukur celah dengan feelergauge yang dapat masuk

· Besarnya tebal feeler gauge adalah sama dengan celah ring torak

· Lakukan pengukuran pada semua ring torak






Gambar 27. Pengukuran Celah Ring Torak

b) Lakukan pemeriksaan celah ujung pegas ring piston.

Besarnya celah pada umumnya adalah 0,2 – 0,5 mm pada temperatur ruangan, dan diukur pada 10 mm dan 120 mm dari atas silinder.






Gambar 28. Contoh Pengukuran Gap Ring Piston

c) Pengukuran celah torak dengan lubang silinder .

Alat yang digunakan adalah micrometer dan silinder bore gauge dengan kelengkapannya.

Cara melakukan pengukuran adalah :

· Ukur diameter torak dengan micrometer yang sudah dikalibrasi.

· Ukur lubang silinder dengan silinder bore gauge sesuai dengan urutan pengukuran yang benar.

· Bandingkan kedua pengukuran (selisih) adalah merupan celah antara dinding silinder dengan toraknya.

Celah ini bila terlalu besar akan berakibat kebocoran gas yang masuk ke ruang engkol banyak dan untuk perbaikannya torak dan silinder harus disesuaikan (diganti toraknya).






Gambar 29. Pengukuran Lubang Silinder

d) Pemeriksaan Celah Bushing Torak dengan Pena torak

Dengan menggunakan micrometer luar dan dalam maka ukur dimeter bagian dalam bushing dan ukur diameter luar pena torak pada bagian yang bergesekan dengan bushing. Besarnya selisih pengukuran adalah sama dengan besarnya celah antara bushing torak dengan pena torak. Bila celah terlalu longgar maka akan terjadi suara yang kasar saat mesin bekerja..






Gambar 30. Pemeriksaan kekocakan pena torak

2. Pemeriksaan Dan Pengukuran Batang Torak

a) Pengukuran Kepuntiran dan Kebengkokkan Batang Torak

Alat yang digunakan adalah Conecting Rod Aligner dan Feeler Gauge.

Cara pengukuran

· Pasang batang torak pada Connecting Rod Aligner (diameter pena engkol disesuaiakan).

· Letakkan pelurus pada pena torak dengan posisi yang benar

· Tempelkan sensor pada dinding alat.

· Lihat sensor lainnya yang masih ada celahnya dan ukur dengan menggunakan feeler gauge.

· Bila celah itu pada sensor bagian atas berarti adalah kebengkokkan.







Gambar 31. Pengukuran Kebengkokan

· Dan bila celah tersebut pada sensor bagian kiri atau kanan berarti celah tersaebut adalah kepuntirannya.






Gambar 32. Pengukuran Kepuntiran

b) Pengukuran celah bantalan batang torak

Untuk mengukur celah bantalan gunakan plastic gauge dan cara pengukurannya sama persis dengan saat mengukur celah bantalan poros engkol

c) Pengukuran celah samping batang torak

Alat yang digunakan adalah Dial Indicator, dan cara pengukurannya sama persisi saat mengukur celah samping poros engkol.

4. Poros Nok

Poros nok berfungsi untuk menggerakkan mekanisme katup pompa bahan bakar dan distributor.






Gambar 33. Poros Nok

a) Pelepasan.

Lepaskan semua komponen baut pengikat.

Bersihkan poros nok

b) Pemeriksaan.

1) Periksa keausan pada permukaan lupe.

2) Ukur besarnya tinggi angkat dengan menguragi diameter terbesar dengan diameter terkecil pada masing- masing lupe.

3) Sesuaikan dengan spesifikasi yang ada pada buku manual

c) Pemasangan.

Lakukan pemasangan sesuai dengan langkah kebalikan dari pelepasan

5. Poros Engkol dan Bantalan Poros Engkol

1. Poros Engkol

Fungsi dari poros engkol adalah untuk merubah arah gerakan bolak-balik torak dalam silinder (gerak lurus) menjadi gerakan putar dengan perantaraan batang torak.

Persyaratan yang harus dipenuhi dari poros engkol ini adalah harus tahan terhadap puntiran dan kebengkokkan serta mempunyai sifat luncur yang baik .






Gambar 34. Poros Engkol

Bahan dan cara pembuatan poros engkol antara lain :

a. Poros engkol dengan tuntutan tinggi.

Poros engkol ini banyak digunakan pada mesin diesel (mesin dengan perbandingan kompresi yang tinggi). Poros engkol jenis ini terbuat dari baja khusus yang diikuti dengan pelakuan panas untuk meningkatkan kekuatannya.

b. Posos engkol dengan tuntutan sedang.

Poros engkol ini banyak digunakan pada mesin bensin/mesin disel ringan. Poros engkol ini terbuat dari besi tuang khusus dengan proses perlakuan panas.

c. Pengerasan permukaan jurnal dan pena engkol.

Jurnal dan pena engkol diperkeras dengan lapisan yang tahan terhadap keausan dan mempunyai sifat luncur yang baik dengan perlakuan panas atau kimia, kemudian digerinda dengan/dibubut tekanan kecil.

a. Macam-macam posos engkol :

a) Poros engkol dengan bantalan gelinding.

Posos engkol, jenis ini adalah poros engkol yang dapat dibelah/terbagi, sehingga dalam memasang bantalan dapat dengan mudah. Jenis ini banyak digunakan pada motor 2 tak yang menggunakan pelumasan campur sehingga pelumasan bantalan akan lebih baik.


Keterangan

1. Poros engkol

2. Jurnal engkol

3. Bantalan gelinding

4. Batang torak

5. Bantalan jarum


Gambar 35. Poros Engkol Terbagi

b) Poros engkol dengan jumlah jurnal n + 1.

Jenis ini menggunakan jumlah jurnal utamanya sebanyak jumlah silinder ditambah satu (n + 1), karena mempunyai keseimbangan yang baik dan menghasilkan getaran yang relative kecil banyakmaka jenis ini banyak digunakan pada mobil model sekarang.


Keterangan

1. Pena engkol

2. Jurnal engkol

3. Bobot penyeimbang

4. Lubang oli pelumas


Gambar 36. Poros Engkol Konstruksi n + 1.

c) Poros engkol dengan jumlah jurnal utamanya ½ n + 1.

Jenis ini akan mempunyai gesekan jurnalnya lebih kecil karena kontak poros yang bergesekan juga lebih sedikit dan getaran yang dihasilkan pun tidak terlalu besar. Jenis ini digunakan pada mesin seperti Colt T 120.






Keterangan

1. Pena engkol

2. Jurnal engkol

3. Bobot penyeimbang

4. Lubang oli pelumas

Gambar 37. Poros Engkol Konstruksi ½ n + 1

b. Pelepasan, Pemeriksaan Dan Pengukuran Poros Engkol

Pemeriksaan secara fisik terutama dapat dilihat pada pena engkol dan jurnal engkol dari kemungkinan tergores, retak (pecah) atau berubah bentuk seperti tirus atau lonjong.

Pengukuran poros engkol.

1) Pelepasan.

1) Lepaskan semua baut pengikat bantalan poros engkol.

2) Lepaskan semua metal dari main journal.

3) Bersihkan semua komponen.

2) Pengukuran Ketirusan dan Keovalan jurnal dan pena engkol.

Alat yang digunakan :

· Jangka sorong

· Mikrometer sesuai ukuran

· Blok V

Cara pengukuran

a) Letakkan poros engkol dengan ditumpu blok V pada kedua ujungnya.

b) Ukur diameter jurnal engkol secara kasar pada bagian yang terkena gesekan bantalan dengan jangka sorong.

c) Ambil micrometer yang sesuai dengan diameter poros tersebut, kemudian dikalibrasi dengan hati-hati.

d) Lakukan pengukuran diameter jurnal satu persatu dimanana setiap jurnal diukur diameternya sebanyak 4 posisi yaitu bsgian depan melintang dan menyilang (X1 dan Y1) serta bagian belakang (X2 dan Y2).






Gambar 38. Pengukuran Keausan Poros Engkol

e) Lakukan juga pengukuran pada semua pena engkol seperti diatas (nomor b,c dan d ).

f) Hitung ketirusan poros dengan jalan menghitung selisih pengukuran X1 dengan X2 atau Y1 dengan Y2 kemudian diambil ketirusan yang terbesar.

g) Hitung Keovalan semua poros dengan jalan mengitung selisih pengukuran antara X1 dengan Y1 atau X2 dengan Y2 kemudian diambil ketirusan yang terbesar.

h) Hitung keausan poros dengan jalan menghitung selisih pengukuran terkecil dengan diamneter standar.

i) Apabila keausan masih dalam batas sedang keovalan dan ketirusan sugah melebihi batas maka perbaikannya dengan jalan digerinda dengan tekanan tipis sehingga didapat ketirusan dan keovalannya nol.

j) Bila keausan sudah melebihi batas maka perbaikan poros dilakukan dengan jalan diperkecil ukuranya (under size) sesuai dengan petunjuk pabrik .

2) Pengukuran kebengkokkan poros engkol.

Peralatan yang dibutuhkan: Blok V dan Dial Tester Indicator (DTI).

Cara Pengukuran :






Gambar 39. Pengukuran Kebengkokkan Poros Engkol

a) Letakkan poros engkol dengan kedua ujungnya ditumpu dengan blok V.

b) Pasang Dial indicator pada poros jurnal paling tenga.

c) Posisikan dial pada angka nol agar pembacaan lebih mudah.

d) Putar poros engkol pelan-pelan 360 derajat sambil melihat gerakan jarum dial.

e) Besarnya kebengkokkan adalah sebesar jumlah penyimpangan jarum dial indicator.

2. Bantalan Poros Engkol

Bantalan poros engkol adalah berfungsi melindungi dan menghantarkan putaran poros engkol. Untuk hal tersebut maka bantalan harus mempunyai persyartan:

· Tahan aus

· Mempunyai sifat lincur yang baik

· Mendapat pelumasan yang merata disekeliling poros

· Tahan terhadap tekanan gaya aksil maupun horizontal

Bantalan pada poros engkol ada dau jenis yaitu bantalan utama (main jurnal bearing) yaitu bantalan pada poros utama dan bantalan jalan (connecting rod bearing) yaitu bantalan antara batang torak dengan poros pena engkol (crank pin).

a. Prinsip Kerja Bantalan.

Apabila ada dua bual logam yang bersinggungan satu dengan lainnya saling bergeseran maka akan timbul gesekan, panas dan keausan. Untuk itu pada kedua benda diberi suatu lapisan yang dapat mengurangi gesekan, panas dan keausan serta untuk memperbaiki kinerjanya ditambahkan pelumasan sehingga kontak langsung antara dua benda tersebut dapat dihindari.

b. Jenis-Jenis Bantalan Luncur

1) Berdasar konstruksinya bantalan luncur dibagi:

a)Bantalan luncur radial.

Bantalan ini untuk mendukung gaya radial dari batang torak saat berputar. Konstruksinya terbagi/terbelah menjadi dua agar dapat dipasang pada poros engkol.






Gambar 40. Bantalan Luncur Radial

b) Bantalan luncur aksial

Bantalan ini menghantarkan poros engkol menerima gaya aksial yaitu terutama pada saat terjadi melepas/menghubungkan plat kopling saat mobil berjalan.

Konstruksi bantalan ini juga terbelah/terbagi menjadi dua dan dipasang pada poros jurnal bagian paling tengah.






Gambar 41. Bantalan Luncur Radial Dan Aksial

c)Bantalan gelinding (roll).

Bantalan poros engkol ini digunakan pada poros engkol yanmg terpisah/terbagi, sehingga pemasangan/pelepasannya dengan jalan membagi poros engkol terlebihdahulu. Bantalan roll ini banyak digunakan pada motor-motor 2 tak .

Konstruksi bantalan ini disesuaikan dengan beban yang diterimanya yaitu :

· Bantalan gelinding aksial (mengatasi gaya aksial).

· Bantalan gelinding Radial (mengatasi gaya radial).

· Bantalan gelinding kontak sudut (mengatasi gaya aksial dan radial).






Gambar 42. Bantalan Gelinding (Roll)

2) Berdasar bahannya batalan dibedakan menjadi:

a)Bantalan satu bahan.

Yaitu bantalan yang terbuat dari satu jenis bahan saja seperti besi tuang kelabu atau perunggu. Jenis ini hanya digunakan pada motor dengan beban ringan.






Gambar 43. Bantalan Luncur Satu Bahan

b) Bantalan dua bahan

Bantalan ini mempunyai dua bahan untuk pendukung dan untuk bagian luncurnya.






Gambar 44. Bantalan Luncur Dua Bahan

Untuk bagian pendukungnya terbuat dari Cuprum (Cu), Plumbum (Pb), Sn atau paduan alumunium, sedanng bagian luncurnya biasanya terbuat dari : Pb atau Sn.

Jenis ini mempunyai sifat luncur yang baik serta daya dukungnya lebih besar.

c)Bantalan tiga bahan:

Bantalan ini biasanya pelindungya terbuat dari baja ,pendukungnya terbuat dari Pb, Cu atau Sn dan permukaan luncurnya terbuat dari Pb atau SN dengan proses galvanis.






Gambar 45. Bantalan Luncur Dengan 3 Bahan

c. Pemeriksaan dan pengukuran bantalan poros engkol

Hal yang perlu diukur dalam bantalan adalah celah oli antara bantalan dengan porosnya, sedang alat yang digunakan adalah plastic gauge , kunci momen dan kedi.

Cara mengukur celah oli:

· Lepaskan tutup bantalan.

· Pasang plastic gauge sekitar satu centimeter pada poros yang akan diukur.

· Pasang kembali tutup bantalan dan keraskan dengan kunci momen sesuai dengan spesifikasinya.

· Buka kembali tutup bantalan (jangan memutar poros engkol).

· Lihar plastic gauge yang menjadi pipih dan ukur lebarnya dengan masternya yang ada pada tutup / bungkus plastic gauge.



Melepas tutup bantalan






Mengukur dengan plastic gauge

Gambar 46. Pengukuran Celah Oli Poros Engkol

Pemeriksaan dan pengukuran bantalan aksial poros engkol.

Alat yang diperlukan untuk mengukur celah antara poros dengan bantalam aksial adalah Dial indicator dan kedi.

Cara pengukuran :

· Pasang DTI pada ujung poros.

· Kalibrasi dial (pada posisi nol untuk memudahkan pembacaan).

· Gerakkan poros maju dengan mengungkit poros menggunakan obeng minus.

· Hitung penyimpangan jarum dialnya.

· Gerakakan kembali poros mundur sampai berhenti

· Hitung penyimpangan jaru dialnya.

· Besarnya penyimpangan jarum (saat diungkit maju maupun mundur) adalah sama dengan celah oli antara bantalan aksial dengan porosnya .






Gambar47. Pemeriksaan Celah Aksial Poros Engkol

6. Roda Penerus

Roda penerus/ fly wheel (pelengkap poros engkol terbuat dari baja tuang berfungsi menyimpan tenaga putar mesin. Flywheel dilengkapi dengan ring gear yang berfungsi untuk per-kaitan dengan gigi pinion motor starter.






Gambar 48. Roda Penerus (Roda Gila/ Fly Wheel)

Roda gaya mempunyai dua fungsi yaitu :

a. Fungsi utama:

· Menyimpan energi hasil pembaakaran sehingga dapat mengatasi hambatan dalam melakukan langkah-langkah proses kerja mesin terutama pada motor dengan silinder tunggal .

· Menyeimbangkan ketidak stabilan putaran/memperhalus varisi putaran mesin (terutama pada silinder banyak).

b. Fungsi sekunder :

· Sebagai penempatan roda gigi untuk menggerakkan saat start.

· Sebagai permukaan gesek dan tempat dudukan plat koplin (jenis gesek tunggal).






Gambar 49. Roda Gaya dan Poros Engkol

Apabila roda gaya terlau berat maka akan berakibat dalam melakukan akselersi/percepatan mmenjadi lemah karena momen kelembamannya sangat besar, sedang bila terlalu ringan berakibat pada putaran rendah/stationer akan tidak stabil/sering mati tetapi untuk akselerasi sangat bagus.

Pemeriksaan dan Pengukuran Roda Gaya

a. Pemeriksaan gigi stater

Dengan melihat langsung setiap gigi untuk stater pada roda gaya, apakah suadah aus, retak atau bahkan sudah copot. Bila banyak gigi yang rusak maka kaitan gigi motor stater dengan gigi roda gaya saat start akan sulit sambung ataupun lepas.

b. Pemeriksaan keausan roda gaya

Dengan menggunakan starigh edge dan feeler gauge ukur keausan roda gaya yang terkena gesekan plat kopling . Bila keausan sudah terlalu besar maka akan menyebabkan kopling selip dan untuk perbaikannya diratakan dikurangi tebal pada dudukan plat penekan sesuai dengan spesifikasi

c. Keolengan roda gaya

Dengan menggunakan Dial indicatri ukur keolengan dari roda gaya . Bila rada gaya keolengannya / run outnya terlalu besar maka saat melepas dan atau menyambungnya plat kopling terasa kasar/ bergetar.

7. Bak Oli (Oil Pan)

Bak Oli terbuat dari baja dan dilengkapi separator untuk menjaga agar permukaan oli tetap rata ketika kendaraan dalam posisi miring.

Penyumbat oli (drain plug) letaknya di bagian bawah oil pan yang berfungsi untuk mengeluarkan oli mesin bekas.






Gambar 50. Bak Oli

b. Sistem Pendingin

Sistem pendingin berfungsi mendinginkan mesin dan mencegah panas yang berlebihan. Sistem pendingin ada dua macam yaitu sistem pendingin dengan air dan sistem pendingin udara. Umumnya mesin mobil banyak menggunakan sistem pendingin air. Sistem pendingin air mempunyai kerugian akan konstruksi yang rumit dan biaya yang mahal. Sedangkan keuntungan dari system pendingin air yaitu lebih aman karena ruang bakar dikelilingi oleh air dan berfungsi sebagai peredam bunyi serta dapat digunakan sebagai sumber panas untuk heater (pemanas ruangan). Sistem pendingin air dilengkapi oleh water jacket, pompa air (water pump), radiator, thermostat, kipas (fan), slang karet (hose), fan clutch dan lain-lain.

Proses kerja sistem pendingin

Pada saat mesin dingin:

Tekanan pada sistem dibangkitkan oleh pompa air dan bersirkulasi dari water pump ke water jacket ke by pass hose kembali lagi ke water pump karena pada saat ini mesin masih dingin dan air pun masih dingin sehingga thermostat masih tertutup seperti ditunjukkan gambar dibawah ini.






Gambar 51. Proses Pendinginan Saat Mesin Dingin

Pada saat mesin panas

Setelah mesin menjadi panas, kira-kira pada temperatur 85°C thermostat mulai terbuka dan katup bypass tertutup dalam bypass sirkuit sehingga aliran air pendingin mengalir dari radiator ke lower hose, ke water pump, ke water jacket, ke upper hose dan kembali ke radiator untuk didinginkan dengan kipas dan putaran udara dengan adanya gerakan maju dari kendaraan itu sendiri. Aliran air pada sistem pendingin dengan kondisi mesin dalam keadaan panas dapat dilihat pada gambar 17 berikut.






Gambar 52. Proses Pendinginan Saat Mesin Panas

1) Radiator

Radiator berfungsi untuk mendinginkan cairan pendingin yang telah menjadi panas setelah melalui saluran water jacket.






Gambar 53. Pembagian Radiator

Radiator terdiri dari dua bagian yaitu tangki air bagian atas (upper water tank) dan tangki bagian bawah (lower water tank) seperti ditunjukkan gambar 7 di atas. Upper tank dilegkapi dengan tutup radiator untuk menambah air pendingin dan dihubungkan dengan reservoir tank/ tangki cadangan sehingga air pendingin atau uap yang berlebihan dapat ditampung. Lower tank dilengkapi outlet dan kran penguras. Inti radiator (radiator core) terdiri dari pipa yang dapat dilalui air pendingin diantara sirip-sirip pendinginan. Panas cairan pendingin pertama di serap oleh fin, yang didinginkan oleh fan dan udara akibat gerakan kendaraan. Radiator terletak pada bagian depan kendaraan, sehingga radiator dapat didinginkan oleh gerakan kendaraan itu sendiri. Ada 3 tipe radiator core : plate fin, corrugated fin, single row seperti ditunjukkan gambar 18 berikut.




Gambar 54. Tipe- tipe Radiator

2) Tutup radiator.

Radiator dilengkapi dengan tutup radiator yang bertekanan dan menutup rapat pada radiator. Ini memungkinkan naiknya temperatur pendingin 100°C tanpa terjadi mendidih. Penggunaan tutup radiator bertekanan (pressure cap) diutamakan sebab efek pendinginan radiator bertambah dan membuat perbedaan suhu antara udara luar dan cairan pendingin. Pada tutup radiator dilengkapi relief valve dan vacuum valve seperti pada kedua gambar dibawah ini.

a) Cara kerja relief valve.

Bila suhu air pendingin naik akan menyebabkan tekanan bertambah, bila tekanannya mencapai 0,3 – 1,0 kg/cm2 pada 110 – 120°C. Relief valve akan terbuka dan membebaskan kelebihan tekanan melalui overflow pipe.






Gambar 55. Proses Kerja Relief Valve

b) Cara kerja vacuum valve.

Saat suhu air pendingin turun setelah mesin berhenti dan membentuk kevakuman dalam radiator yang akan membuka vacuum valve menghisap air pendingin dari reservoir (lihat gambar 21 di bawah).






Gambar 56. Proses Kerja Vacuum Valve.

c) Tangki Cadangan (Reservoir Tank).

Reservoir dihubungkan ke radiator melalui overflow pipe. Reservoir berfungsi untuk mencegah terbuangnya air pendingin dan menjamin agar tetap dapat mengirimkan cairan pendingin. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 22.






Gambar 57. Reservoir Tank Dalam Keadaan Dingin dan Panas.

d) Pompa Air.

Pompa air berfungsi untuk memompakan cairan pendingin dari radiator ke water jacket. Umumnya yang banyak digunakan adalah tipe sentrifugal. Pompa air digerakkan oleh tali kipas atau timing belt. Contoh gambar 23 dibawah menunjukkan pompa air yang digerakkan tali kipas.






Gambar 58. Pompa Air (water pump).

e) Thermostat.

Thermostat berfungsi untuk mempercepat tercapainya suhu kerja mesin. Tipe thermostat yang umum digunakan adalah tipe wax (lilin). Pada thermostat terdapat jiggle valve yang berfungsi untuk mem-permudah masuknya air saat pengisian. Seperti ditunjukkan gambar 24 di bawah ini menggunakan wax.






Gambar 59. Themostat Dengan Wax.

f) Kipas Pendingin dan Kopling Fluida.

Radiator didinginkan oleh udara luar, pendinginannya tidak cukup apabila kendaraan berhenti seperti halnya pada alat berat. Untuk itu diperlukan kipas (fan) yang akan menambah pendinginan.






Gambar 60. Konstruksi Penggerak Kipas.

Kipas pendingin digerakkan oleh tali kipas atau motor listrik. Seperti ditunjukkan gambar 25 di atas. Kopling fluida berfungsi mendinginkan radiator dengan lebih efisien. Saat temperatur udara rendah, kecepatan kipas rendah sehingga mesin menjadi panas dan saat temperatur tinggi, otomatis putaran kipas menjadi cepat.






Gambar 61. Kipas Radiator dan Kopling Fluida (fluid clutch)

g) Tali Kipas

Kipas pendingin umumnya digerakkan oleh tali kipas. Tali kipas terbagi menjadi V-belt dan V ribbed belt.

(1) V Belt



Gambar 62. V belt

V belt terdapat 2 macam jenis yaitu tipe konvensional dan tipe cog. Tipe ini sering kita jumpai sebagai penggerak kipas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 27 di atas.

(2) V Ribbed Belt

V ribbed belt mempunyai keuntungan efisiensi pemindahan tenaga yang besar dan panas yang tinggi, serta tahan lama.






Gambar 63. Konstruksi V ribbed belt

c. Sistem Pelumasan

Berbagai fungsi dari sistem pelumasan adalah:

a) Membentuk oil film untuk mengurangi gesekan, aus dan panas

b) Mendinginkan bagian-bagian yang dilewati

c) Sebagai seal antara piston dengan dinding silinder

d) Mengeluarkan kotoran dari bagian-bagian mesin

e) Mencegah karat pada bagian-bagian mesin






Gambar 64. Skema Aliran Pelumasan

Komponen- komponen pada sistem pelumasan

3) Pompa Oli

Pompa oli berfungsi untuk menghisap oli dari oil pan kemudian menekannya ke bagian-bagian mesin. Macam-macam pompa oli :

a) Internal gear (1)

b) Trochoid (2)

c) External gear (3)






Gambar 65. Macam- macam Pompa Oli

4) Sistem Pengatur Tekanan Oli

Ketika pompa oli digerakkan oleh mesin maka tekanan oli akan naik, pada kecepatan tinggi tekanan oli akan berlebihan dan hal ini dapat menyebab-kan kebocoran pada seal-seal oli. Untuk mencegah hal ini diperlukan semacam pengatur yang menjaga tekanan oli agar tetap konstan tanpa terpengaruh putaran mesin. Komponen yang melakukan hal ini adalah relief valve.

Perhatikan gambar di bawah.






Gambar 66. Pengaturan Oleh Relief Valve

5) Filter Oli

Filter oli pada sistem pelumasan berfungsi untuk memisahkan kotoran-kotoran dari oli. Pada filter oli dipasangkan by pass valve yang berfungsi sebagai saluran alternatif saat filter oli tersumbat. Penggantian filter oli harus memperhatikan kondisi kerja mesin serta lama pengoperasiannya. Konstruksi filter oli dapat diperhatikan pada gambar 32 di bawah.

Peringatan :

Kualitas minyak pelumas sangat tergantung pada kualitas penyaringan oleh filter ini, oleh karenanya lakukan penggantian filter ini secara berkala sesuai dengan operasi kendaraan atau petunjuk pabrik pembuat.






Gambar 67. Konstruksi Filter Oli

Pelepasan :

Gunakan SST untuk melepas filter

Penggantian:

Sebelum memasang filter yang baru, isikan terlebih dahulu filter dengan oli baru sekitar setengah dari kapasitas filter.

6) Lampu Tanda Tekanan Oli

Lampu tanda tekanan oli (oil pressure warning lamp) berfungsi untuk memberi peringatan ke pengemudi bahwa sistem pelumasan tidak normal dan dipasang pada blok silinder untuk mendeteksi tekanan pada oil gallery.

a) Tekanan Oli Rendah






Gambar 68. Switch Oli Memassakan Lampu

Saat mesin mati atau tekanan oli rendah titik kontak di dalam switch tekanan oli menutup sehingga lampu peringatan hidup (menyala).

b) Tekanan Oli Tinggi

Saat mesin hidup dan tekanan oli naik, maka tekanan oli ini mendorong diapragma sehingga titik kontak membuka dan lampu peringatan mati.






Gambar 69. Switch Oli Memutuskan Lampu Dengan Massa

7) Nosel Oli

Nosel oli (oil nozzle) berfungsi untuk mendinginkan bagian dalam piston. Pada oil nozzle terdapat check valve yang berfungsi untuk mencegah tekanan oli dalam sirkuit pelumasan turun terlalu rendah (1,4 kg/cm2)


Gambar 70. Nosel Oli

8) Pendingin Oli

Pendingin oli (oil cooler) yang banyak digunakan untuk motor diesel adalah tipe pendingin air. Oil cooler berfungsi untuk mendinginkan oli agar kekentalannya tetap.






Gambar71. Oil Cooler

d. Sistem Bahan Bakar

1) Tangki Bahan Bakar

Tangki bahan bakar (fuel tank) pada motor bensin dan motor diesel adalah sama. Tangki bahan bakar terbuat dari plat baja tipis yang bagian dalamnya dilapisi anti karat. Dalam fuel tank terdapat fuel sender gauge yang berfungsi menunjukkan jumlah bensin yang ada dalam tangki dan juga separator yang berfungsi sebagai damper bila kendaraan berjalan atau berhenti secara tiba-tiba atau bila berjalan dijalan yang tidak Rata. Fuel inlet ditempatkan 2 – 3 mm dari bagian dasar tanki, ini dimaksudkan untuk mencegah ikut terhisapnya kotoran dan air.






Gambar 72. Tangki Bahan Bakar

2) Saluran bahan bakar

Bensin dialirkan dari tangki ke karburator melalui saluran bahan bakar (pipa dan selang). Pipa bahan bakar dibuat dari pelat seng (zinc-plated) dan tembaga (copper lined steel). Untuk bagian tertentu ada juga pipa bahan bakar yang terbuat dari selang karet.

3) Saringan bensin

Elemen saringan menahan aliran bensin dan menyaring air, pasir, kotoran dan benda asing lainnya yang lebih berat dibandingkan dengan bensin. Kotoran akan mengendap dibagian bawah saringan, sedangkan benda asing yang ringan akan menempel pada elemen. Saringan bensin tidak dapat diperbaiki dan harus diganti dalam satu unit.

4) Pompa bahan bakar

Biasanya tangki terletak tidak sejajar dengan karburator, untuk mengalirkan bahan bakar tersebut diperlukan pompa bahan bakar. Ada dua tipe pompa bahan bakar yaitu tipe mekanik dan tipe elektrik.

a. Pompa bahan bakar mekanik

Pompa ini memiliki diapragma dan sepasang katup yang bekerja dengan arah berlawanan. Katup ini digerkkan oleh daya balik dipragma untuk menekan bahan bakar ke karburator. Diapraghma digerakkan oleh rocker arm yang digerakkan oleh putaran nok camshaft.






Gambar 73. Konstruksi Pompa Mekanis

b. Pompa bahan bakar tipe elektrik

Pompa ini dapat menghasilkan tekanan 2 Kg/cm2 atau lebih dibanding pompa mekanik. Getaran pada pompa ini berkurang karena tidak digerakkan poros nok. Pompa dapat mengirimkan bahan bakar walaupun mesin dalam keadaan mati selama kunci kontak masih dalam posisi ON. Pompa biasanya dipasang pada saluran bahan bakar. Saat ini pompa biasanya terpasang di dalam tangki (pada EFI). Konsruksi pompa elektrik dapat dilihat pada gambar 39 di bawah ini.






Gambar 74. Konstruksi Pompa Elektrik

5) Karburator

Ada 3 syarat yang harus dipenuhi untuk mesin bensin agar tenaga yang dihasilkan dapat tercapai dengan baik:

1) Tekanan kompresi yang tinggi

2) Waktu pengapian yang tepat dan percikan bunga api yang kuat

3) Campuran udara dan bahan bakar yang sesuai

Syarat ketiga inilah yang disediakan karburator. Bila torak bergerak ke bawah selama langkah hisap mesin, akan menyebabkan kevacuuman di dalam ruang bakar. Dengan terjadinya vacuum udara masuk keruang bakar melalui karburator. Bertambah cepatnya aliran udara yang masuk melalui saluran yang sempit (venturi), tekanan pada venturi menjadi rendah sehingga bensin dalam ruang pelampung mengalir keluar melalui saluran utama ke ruang bakar. Gambar di bawah ini memperlihatkan bentuk dasar karburator.






Gambar 75. Konstruksi Dasar Karburator

E. Kesimpulan

Untuk dapat melaksanakan Overhaul Engine perlu diketahui beberapa hal tentang prinsip dasar berbagai mesin. Overhaul Engine ini dapat dikatakan sebagai perawatan. Dalam teknik otomotif perawatan yang dilakukan bertujuan untuk mengembalikan kinerja mesin pada kinerja awalnya. Perawatan tersebut meliputi beberapa sistem seperti:

a. Sistem pendinginan

b. Sistem pelumasan

c. Sistem aliran bahan bakar

Pada prinsipnya motor pembakaran dalam seperti motor bensin 2 tak maupun 4 tak bahkan motor diesel adalah merubah energi pembakaran menjadi energi gerak putar. Untuk motor bensin 4 tak dan motor diesel 4 tak hampir semua komponennya adalah sama tetapi hanya dibedakan berdasarkan proses pembakaran bahan bakar dan sistem aliran bahan bakarnya.



DAFTAR PUSTAKA

Komatsu. (1996). Operation and Maintenance Manual D75S-5 Dozer Shovel. Japan

Mercedes- Benz. (1998). Economical Driver Training for Bus Commercial Vehicle. Central Training Dept, Jakarta

Swisscontact (2000), Analisa Kinerja Mesin Diesel Berdasarkan Hasil Uji Emisi, Swisscontact, Jakarta

Toyota- Astra Motor (1995), New Step 1 Training Manual, Toyota, Jakarta

United Tractors, Preventive Maintenance Forklift Diesel, Jakarta