WELCOME

Selamat datang di blog ini. Temukan pertualangan anda di blog ini. Terima kasih atas kunjungannya,
Good Luck.............!!!!!!!!!!!!!!!!!

Rabu, 04 November 2009

Tenaga Motor

Tenaga Tergantung Blok & Piston

PERKEMBANGAN teknologi otomotif tidak hanya berkaitan dengan penambahan sistem elektronik, tetapi juga pada perbaikan material komponen kendaraan. Kalau dahulu bahan baku komponen adalah besi tuang, kini mayoritas pabrikan menggunakan aluminium sebagai material piston dan blok mesin.
Material ini kalau dicampur dengan logam tertentu akan berubah menjadi bahan baku yang keras dan kuat. Selain itu, kelebihan lainnya adalah bobotnya cukup ringan, cepat melepas panas dan cetakannya lebih halus.
Meski memiliki banyak kelebihan, penggunaan aluminium menyebabkan piston tidak bisa di-oversize atau korter. Umumnya oversize dilakukan karena blok mesinnya sudah terkikis atau aus yeng menyebabkan kinerja mesin menurun karena kompresinya berkurang.
Biasanya untuk mengembalikan mesin kendaraan jadi optimal, dilakukan dengan cara memperbesar ukuran piston dan ringnya agar pas kembali.
Pabrikan kini memang tidak menyediakan komponen piston berukuran oversized untuk mesin aluminium. Pasalnya, pabrikan sudah menggunakan teknologi pembuatan mesin one-piece casting, yaitu blok dan komponennya dicetak dalam satu kesatuan. Itu sebabnya dalam katalog spare-part , beberapa pabrikan mobil tidak menginformasikan piston dan ring oversized. Yang tersedia adalah blok mesin baru lengkap dengan komponennya yang memiliki angka oversized nol.
Piston atau disebut juga torak adalah bagian dari komponen mesin yang bergerak naik turun di dalam silinder untuk melakukan langkah isap, kompresi, pembakaran, dan buang. Fungsi utama piston untuk menerima tekanan pembakaran dan meneruskan tekanan tersebut melalui batang torak (connecting rod) ke poros engkol.
Piston bekerja tanpa henti selama mesin hidup. Komponen ini menerima temperatur dan tekanan tinggi sehingga mutlak harus memiliki daya tahan tinggi. Oleh karena itu, pabrikan kini lebih memilih aluminium. Logam ini diyakini mampu meradiasikan panas yang lebih efisien dibandingkan material lainnya.
Karena bagian komponen mesin berada pada temperatur tinggi, tentu ada bagian-bagian yang memang tidak dibuat presisi. Para desainer sengaja menciptakan celah. Celah ini secara otomatis akan berkurang (menjadi presisi) ketika komponen-komponen itu terkena suhu panas. Ini yang kemudian mengurangi terjadinya kebocoran kompresi. Celah piston bagian atas lebih besar dibandingkan bagian bawah.
Ukuran celah piston ini bervariasi tergantung dari jenis mesinnya. Umumnya antara 0,02 hingga 0,12 mm. Memakai ukuran celah yang tepat sangat penting. Alasannya, bila terlalu kecil akan menyebabkan tidak ada celah antara piston dan silinder ketika kondisi panas. Kondisi ini akan menyebabkan piston bisa menekan silinder dan merusak mesin. Sebaliknya, kalau celahnya terlalu berlebihan, tekanan kompresi dan tekanan gas hasil pembakaran akan menjadi rendah. Akibatnya mesin kendaraan pun tidak bertenaga dan mengeluarkan asap.
Komponen piston
Bentuk piston memiliki diameter bagian atas yang lebih kecil dibandingkan diameter bagian bawahnya. Pada saat mesin panas karena pembakaran, bagian atas tadi mengembang pada angka toleransi besarnya silinder.
Komponen piston terdiri dari beberapa bagian penting, yaitu kepala, ring kompresi, ring oli, piston pin boss, skirt, piston pin hole dan drain holes.
Pegas piston (piston ring) dipasang dalam alur ring (ring grove) pada komponen piston. Diameter luar ring piston ini sedikit lebih besar dibandingkan dengan piston. Ketika terpasang pada piston, ring ini akan bersifat elastis mengembang sehingga menutup rapat pada dinding silinder. Pegas piston umumnya dibuat dari bahan yang tahan lama, seperti baja tuang dan aluminium yang tidak akan merusak dinding silinder. Jumlahnya bergantung pada jenis mesin, namun biasanya 3 hingga 4 ring untuk setiap pistonnya.
Ada tiga peranan penting dari komponen ring piston, pertama, mencegah kebocoran campuran udara, bensin dan gas pembakaran yang melalui celah antara piston dengan dinding silinder silinder selama langkah kompresi dan isap. Kedua, mencegah oli yang melumasi piston dan silinder masuk ke ruang bakar. Ketiga, memindahkan panas dari piston ke dinding silinder untuk membantu mendinginkan piston.
Pegas piston terdiri dari dua komponen, yaitu pegas kompresi (compression ring) dan pegas pengontrol oli (oil control ring). Pegas kompresi yang memiliki fungsi untuk mencegah kebocoran campuran udara dan bensin terdiri dari dua pegas. Pegas yang dipasang paling atas disebut top compresson ring, sedangkan yang terletak di bawahnya adalah second compression ring.
Untuk membedakan antara kedua pegas tersebut, pabrikan memberikan kode 1 dan 2. Tanda 1 untuk top ring dan 2 pada ring kedua. Kedua pegas ini harus dipasang dengan permukaan tanda tersebut di bagian atas.
Khusus pegas pengontrol oli diperlukan untuk membentuk lapisan oli (oil film) antara piston dan dinding silinder. Fungsi lainnya adalah untuk mengikis kelebihan oli dan mencegah masuknya oli ke dalam ruang bakar. Ada dua jenis pegas pengontrol oli yang biasa dipakai, tipe integral dan tipe three piece. Tipe integral dilengkapi dengan beberapa lubang untuk mengembalikan oli. Lubang ini menembus lubang pada alur pegas piston. Kelebihan oli yang dikikis oleh pegas ini masuk ke dalam lubang dan kembali ke piston. Sedangkan jenis three piece memakai komponen side rail yang fungsinya untuk mengikis kelebihan oli dan expander untuk mendorong side rail.
Pegas piston akan mengembang bila dipanaskan. Dengan alasan ini pegas piston dipotong pada satu tempat dan celahnya diposisikan sebelah kiri ketika dipasang di dalam silinder. Celah ini disebut celah ujung pegas (ring end gap) yang besarnya bergantung pada jenis mesin. Biasanya ukuran yang dipakai adalah 0,2 – 0,5 mm pada temperatur ruangan.
Celah ujung pegas yang berlebihan akan menurunkan tekanan kompresi. Sebaliknya celah yang kecil dapat menyebabkan kerusakan blok mesin. Alasannya, akibat dari pemuaian ujung pegas akan saling berhubungan, pegas menjadi melengkung dan merusak dinding silinder.
Untuk meneruskan tekanan pembakaran yang terjadi pada piston ke batang piston dipergunakan pena torak. Pena torak memiliki lubang di dalamnya untuk mengurangi berat yang berlebihan. Kedua ujungnya ditahan oleh bushing pena torak (piston pin boss).
Batang torak (connecting rod) merupakan peranti yang menghubungkan piston ke poros engkol. Tenaga yang dihasilkan piston dialirkan ke poros engkol. Bagian yang berhubungan dengan pena torak disebut small end. Sedangkan yang berkaitan dengan poros engkol disebut big end. Batang torak ini harus dipasangkan sesuai dengan tanda karena kalau salah pemasangan akan menutupi lubang oli. Setiap batang torak memiliki tanda tersendiri.

Tidak ada komentar: